Mengenal Pendekatan berbasis Kekuatan (Strength Based Approached) dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Pendekatan berbasis kekuatan adalah cara untuk mengatasi masalah dengan berfokus pada potensi, kemampuan, pengetahuan, serta kapasitas yang dimiliki individu atau kelompok daripada defisit, hal-hal yang kurang atau tidak bisa dilakukan dengan baik. Pendekatan ini bukan meniadakan masalah atau kekurangan yang dimiliki seseorang atau kelompok, namun mengatur ulang perspektif dan fokus.

“Strengths science answers questions about what’s right with people rather than what’s wrong with them.” (Don Clifton)

Preventing Osteoporosis | DrFuhrman.com

Pendekatan berbasis pada kekuatan mencoba berfokus untuk mengetahui, mengidentifikasi dan memanfatkan apa-apa yang pada dasarnya “benar” pada diri seseorang versus upaya memperbaiki apa yang “kurang” pada diri mereka. Pada dasarnya setiap orang bisa melakukan beberapa hal dengan lebih baik bahkan sangat baik dalam beberapa hal dibandingkan yang lain. Dengan berfokus pada hal tersebut, seseorang akan merasa lebih terlibat pada hal yang dilakukannya, bahagia dan lebih produktif.
Darimana Memulai Pendekatan Berbasis kekuatan?

Pertama, Positive mindset. Jika Anda terbiasa melihat dan berfokus pada masalah, mengapa seseorang melakukan sesuatu dengan tidak beres, apa yang kurang dari dirinya, apa yang tidak bisa dilakukannya dengan baik; maka gantilah mindset ini ke arah yang berbeda. Pindahkan fokus Anda dengan keyakinan bahwa setiap orang pasti memiliki ‘bintang cemerlang’ dalam dirinya, pasti ada hal baik atau bagus yang pernah dilakukannya, apa keberhasilan yang pernah dilakukannya.

Kedua, Identifikasi atau kenali bakat alami seseorang yang merefleksikan bagaimana pola pikir, sikap, perasaan, perilakunya yang cenderung berulang dan konsisten dalam melakukan hal-hal yang produktif. Selain melakukan observasi, pengamatan, interview; Anda juga bisa melakukan talents mapping assessment untuk mengonfirmasi hal ini. Gallup memakai 34 talents theme untuk menamai dan mengidentifikasi bakat-bakat produktif. Pemahaman terhadap hal ini akan membantu Anda untuk mengenali ‘how its works’ bukan hanya dari segi permukaan namun sampai ke pondasinya. Setiap orang mempunyai sekelompok (kombinasi) bakat tertentu yang khas, unik dan otentik. Emudian, pastikan Anda tahu bagaimana cara menggunakan kombinasi bakat-bakat yang ada dalam diri Anda dengan baik.

Ketiga, Kenali pula apa saja sumber daya yang dimiliki dan bisa dimanfaatkannya. Setiap orang atau kelompok memiliki sumber daya baik internal maupun eksternal yang bisa mendukungnya untuk tumbuh, belajar, dan berkesempatan untuk berkembang dengan optimal. Anda bisa memperluas pemahaman Anda mengenai hal ini, misalnya pada bagaimana potensinya dalam mengolah informasi dan pengetahuan, apa saja keterampilan yang bisa dilakukannya dengan sangat baik, aktivitas produktif apa yang disukai, pada segmen sosial mana Anda merasa nyaman dan berdaya. Topik atau tema apa yang sangat menarik perhatian Anda, dalam bidang apa Anda bisa belajar dengan cepat. Investasikan waktu, energi, kesediaan belajar pada hal-hal yang menjadi kekuatan dan sadari lalu kelola kelemahan Anda, namun jangan menghabiskan waktu Anda untuk mencapai performa maksimal paa area kelemahan Anda.

Keempat, Lakukan aktivitas yang selaras dengan bakat, ilmu, kemampuan dan keterampilan Anda. Bakat, sifat produktif atau kepribadian tertentu relatif lebih cocok untuk aktivititas tertentu pula. Misalnya sifat senang bertemu orang, tenang, menyukai proses, senang ngobrol untuk menyelesaikan masalah orang lain, senang jika bisa melayani atau menolong pada hal-hal yang sesuai dengan value-nya cenderung cocok untuk aktivitas yang memerlukan interaksi intens dan interpersonal, seperti pada aktivitas sosial kerelawanan, konseling, memotivasi atau menyapa orang lain. Investasikan ilmu, waktu dan keterampilan Anda untuk melakukan peran yang tepat hingga Anda memiliki keahlian dengan performa yang optimal.
Kelima, sediakan daya dukung yang saling menguatkan. Berada di lingkungan yang sesuai, memiliki peralatan atau partner yang pas untuk berkolaborasi adalah hal-hal penting yang bisa mengakselerasi hal-hal baik dalam diri Anda. Ketahui juga potensi dan hal-hal baik dalam diri orang lain, sehingga Anda paham cara, pola dan pembagian peran dalam berkolaborasi.

Keenam: tetapkan tujuan yang jelas, terukur dan bermakna. Hal ini akan menjadi pengikat sekaligus pendorong bagi Anda untuk bergerak ke arah yang benar dengan stamina jangka panjang yang menyala.

Ketujuh, Terapkan dalam kontribusi nyata. Dengan demikian bakat, potensi, dan keahlian Anda benar-benar dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan nyata. Cara mengasah terbaik adalah dengan menjadi problem solver melalui peran khas Anda melalui kerjasama, kolaborasi, ragam masalah, target, porsi yang bervariasi pada rentang yang memadai. Dengan demikian jam terbang, pengalaman, keahlian, ketekunan dan komitmen Anda teruji dan berkembang secara berkesinambungan.

Pendekatan berbasis kekuatan menghargai potensi dan kekhasan yang ada pada setiap orang, mengapreasiasi potensi terbaik yang ada pada orang lain dan berkolaborasi untuk mencapai hal-hal baik yang lebih besar dan bermakna. Dengan demikian diharapkan budaya yang berfokus pada pertumbuhan yang bermakna, saling menghargai, bekerjasama bisa membuat setiap orang sadar dan berusaha memberikan hal terbaik yang khas untuk dikontribusikan, memiliki kepedulian dan komitmen tinggi untuk melakukan hal-hal dengan baik pada bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini juga diharapkan bisa menjaga stamina motivasinya untuk terus berkarya tanpa harus selalu menunggu perintah, pengawasan, pujian atau hukuman dari luar.
Hammond, W. (2010). Principles of strength-based practice. Resiliency initiatives, 12(2), 1–7.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *