Magelang (8/12/2023), Kementerian Kesehatan RI adakan Kegiatan Pertemuan LP/LS dalam Konsolidasi Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer, dengan bekerja sama dengan LPPT Oase Indonesia (Event Organizer) sebagai pelaksana dalam acara tersebut. Kegiatan ini diikuti oleh 65 orang peserta bertempat di Hotel Atria Magelang.

Kegiatan pembukaan dipandu oleh pemandu acara dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan doa bersama yang dipimpin oleh Subli, S.Kom., M. Eng. Selanjutnya, laporan kegiatan oleh ketua panitia yaitu Dadang Supardiman, SE. selaku Kepala Subbagian Administrasi Umum Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer. Dalam laporannya, beliau menyampaikan bahwa Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer memberikan pelayanan kesehatan berkelanjutan (continuity of care) di layanan primer untuk semua kelompok usia dan jenis kelamin. Selain itu, melingkupi seluruh spektrum kedokteran pencegahan dari tingkat promosi, preventif, kuratif, rehabilitasi hingga perawatan paliatif, melalui kerja sama dengan seluruh perangkat di fasilitas pelayanan kesehatan primer, sekunder, tersier dan unsur masyarakat terkait (comprehensive care).

Kemenkes RI

Sesi selanjutnya merupakan sambutan yang disampaikan oleh dr. Obrin Parulian, M.Kes. selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan RI. Beliau menyampaikan, untuk memenuhi kebutuhan Sp.KKLP di FKTP khususnya di Puskesmas,  dibutuhkan kesiapan pemerintah dalam mendukung produksi dokter spesialis KKLP melalui program pendidikan dan mendayagunakan Sp.KKLP setelah lulus pendidikan. Dukungan yang diperlukan untuk pengembangan Sp.KKLP antara lain peningkatan produksi dokter spesialis KKLP melalui program fellowship,  penguatan dasar hukum dengan mendefinisikan dokter Sp.KKLP secara spesifik dalam standar ketenagaan Puskesmas, serta melengkapi Puskesmas/FKTP lain dengan sarana prasarana yang mampu mengoptimalisasi kinerja dokter Sp.KKLP. Beliau menambahkan, dengan keberadaan Sp.KKLP di FKTP saat ini dibutuhkan pula standar pelayanan dokter spesialis KKLP beserta mekanisme kerja dan ruang lingkup pelayanan agar terwujud tata kelola yang baik dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja FKTP.

Selanjutnya yaitu sesi diskusi yang dimoderatori oleh dr. Upik Rukmini, MKM selaku Ketua Tim Kerja Standarisasi Klinis Pelayanan Kesehatan Primer. Narasumber pada sesi diskusi ini yaitu dr. Wahyudi Istiono M.Kes., Sp.KKLP, Subsp. COPC dari Perhimpunan Kedokteran Keluarga Indonesia (PDKI), kemudian dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes. dari Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta. Selain itu, hadir pula dr. Adolfina, Sp.KKLP. yang merupakan Dokter Sp.KKLP sebagai narasumber.

Sesi diskusi diawali dengan pembahasan  konsep pelayanan kedokteran keluarga di FKTP dalam mendukung transformasi layanan primer yang disampaikan oleh dr. Wahyudi Istiono, M.Kes., Sp.KKLP, Subsp.COPC dari Perhimpunan Kedokteran Keluarga Indonesia (PDKI). Dalam materinya, beliau menjelaskan tingkat kemampuan yang harus dimiliki oleh Sp.KKLP yaitu (1) Menegakkan diagnosis biopsikososial untuk deteksi dini penyakit atau masalah kesehatan; (2) Merencanakan dan memberikan tatalaksana secara komprehensif sesuai diagnosis dan kondisi pasien; (3) Melakukan monitoring dan evaluasi bekerja sama dengan keluarga/ pelaku rawat, masyarakat, tenaga kesehatan, dan dokter, sebagai koordinator pelayanan untuk mempertahankan pelayanan yang bersinambung. Beliau juga menjelaskan prinsip dasar Pelayanan Kedokteran Keluarga Pelayanan Primer yang meliputi bio-pscycho-social, sesuai karakteristik pelayanan kedokteran keluarga, Family Oriented Primary Care (FOPC), Family Practice and The Health Care Sistem. Kemudian beliau menjelaskan terkait alur tahapan dari proses shared competencies SKDS-KKLP (2018-2019).

Kemenkes RI

Materi ke dua disampaikan oleh dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes. dari Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta. Beliau membahas tentang peran Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam mendukung implementasi pelayanan kedokteran keluarga. Menurut dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes., Dokter layanan primer (DLP) merupakan profesi yang dapat dipilih oleh dokter untuk menjadi ahli di bidang layanan primer. DLP ini bertujuan memberikan kemampuan dokter layanan primer khususnya yang bertugas di Puskesmas untuk dapat melakukan tugasnya sebagai dokter keluarga sesuai dengan ketentuan yang ada. Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa total 68 jumlah peserta yang diusulkan untuk mengikuti DLP dari total 5 dinas kesehatan kabupaten/kota di DI Yogyakarta (Kulon Progo, Bantul Gunungkidul, Sleman, dan Kota Yogyakarta). Namun dari total jumlah peserta yang diusulkan, hanya 10 orang saja dari seluruh dinas kesehatan kota/kabupaten DI Yogyakarta yang telah mengikuti DLP.

Selanjutnya, materi ketiga disampaikan oleh dr. Adolfina, Sp.KKLP. yang merupakan Dokter Sp.KKLP berbagi pengalaman beliau sebagai Dokter Sp.KKLP sebagai Kolaborator dan Koordinator di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul. dr. Adolfina, Sp.KKLP. menyampaikan ketertarikan beliau menjadi dokter Layanan Primer karena beliau menyukai ilmu semua penyakit dan tidak terkotak-kotak, serta tertarik dengan prinsip pendekatan terapi yang komprehensif, holistik dan continue​. Lebih lanjut, dr. Adolfina, Sp.KKLP. menyampaikan bahwa sebagai dokter layanan primer, tidak hanya mengupayakan penanganan pasien dengan menggunakan obat saja. Namun menurut beliau, juga harus melihat satu kasus dari semua sudut pandang, dan melakukan perencanaan terapi untuk semua aspek kehidupan pasien​.

Dalam materinya, beliau juga menjelaskan kasus-kasus yang sering dijumpai di puskesmas meliputi ibu hamil dengan risiko tinggi, kasus HIV, kasus jiwa, stunting, asma, DM dan HT yang tidak terkendali, serta kasus stroke. Kemudian dr. Adolfina, Sp.KKLP. menjelaskan terkait bagaimana penanganan kasus ODHA di Puskesmas Banguntapan I serta alur yang dilakukan agar mendapatkan rekam medis yang menyeluruh untuk memberikan penanganan yang tepat.