Jepara (23/20/25) – Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, menjadi saksi semangat toleransi dan persaudaraan dalam gelaran Festival Kerukunan Beragama Desa Plajan yang mengusung tema “Rukun Bareng, Bumi Seneng” pada Kamis, 23 Oktober 2025. Sejak pagi, suasana desa telah dipenuhi antusiasme warga yang turut serta dalam berbagai kegiatan sosial, bazar UMKM dan penampilan seni. Acara puncak festival dibuka dengan Tari Gambyong Anak-anak yang menampilkan kelembutan dan keceriaan budaya Jawa. Suasana kemudian berubah menjadi khidmat ketika digelar doa lintas agama dari enam perwakilan keyakinan, diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu sebagai simbol kesatuan dalam perbedaan yang hidup harmonis di Desa Plajan.
Kegiatan ini terselenggara berkat sinergi yang kuat antara Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Pemerintah Desa Plajan, dan OASE Indonesia sebagai mitra pelaksana. Kolaborasi lintas segmen ini menjadi wujud nyata komitmen bersama untuk menghadirkan ruang dialog dan harmoni bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam momen penuh makna, Ketua FKUB Jepara, KH. Hasyim Sila, memimpin pembacaan Deklarasi Komitmen Merawat dan Menjaga Kerukunan, disusul pengukuhan 35 Pengurus Lembaga Kerukunan Umat Beragama (LKUB) Desa Plajan sebagai garda depan penjaga toleransi di tingkat akar rumput.
Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan PKUB, Bapak H. Hery Susanto, S.S., M.A.P., turut memberikan pesan penting bahwa kerukunan harus terus dirawat tidak hanya antar umat beragama, tetapi juga antara manusia dan alam. Sementara itu, Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, S.M. menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Jepara yang makmur, unggul, lestari, dan religius. Beliau juga menyoroti pengakuan nasional bagi Desa Plajan melalui penghargaan Kampung Iklim, sebagai bukti bahwa kemajuan tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kerukunan, kepedulian sosial, dan keseimbangan ekologis. Acara semakin khidmat saat Kepala PKUB, Bapak H. M. Adib Abdusomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D. didampingi para pejabat daerah, memukul gong sebagai tanda resmi dibukanya festival.

Sebagai penutup, panggung festival dimeriahkan oleh penampilan Ketoprak Wahyu Budoyo, kelompok seni tradisional asal Jepara yang dikenal konsisten mengusung pesan moral dan kebersamaan dalam setiap lakonnya. Melalui alunan gamelan dan dialog khas ketoprak, pertunjukan ini menghadirkan refleksi mendalam tentang arti persatuan, gotong royong, dan harmoni dengan alam. Festival Kerukunan Desa Plajan 2025 pun menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia budaya mampu melahirkan harmoni yang nyata, harmoni dalam iman, dalam kemanusiaan, dan dalam kehidupan yang selaras dengan alam.